Lintas Rakyat-NTB. Jakarta-Peristiwa penusukan Syeh Ali Jaber beberapa hari yang lalu, Fahri Hamzah sampaikan surat terbuka kepada markas besar (Mabes) Polisi Republik Indonesia (Polri), Selasa, 15 September 2020.
Dalam tulisan tersebut Fahri Hamzah menyampaikan Kepada Markas Besar Mabes Polri. Penikaman Syaikh Ali Jaber adalah momen penting untuk membuka terang apa sebetulnya yg membuat peristiwa seperti ini berulang? Apakah ini prilaku wajar? Apakah tuduhan orang gila kepada pelaku itu wajar? Apapun, ini harus dibuka lebar.
Ada tuduhan sebagian kalangan bahwa peristiwa seperti ini adalah semacam “interupsi” rutin yang dilakukan agar peristiwa lain tertutup. Zaman begini orang bebas saja menduga tapi tugas aparat hukum negara adalah membuka apa sebenarnya yang terjadi. Jangan ada sisi gelap lagi.
Sangat memprihatinkan bahwa seorang ulama seperti syaikh Ali Jaber yang menyampaikan pesan damai dan persatuan akhirnya menjadi korban. Pelaku harus diperiksa tuntas (termasuk oleh psikolog), jika ada dalang maka pun harus menerima akibat dari perbuatannya yang jahat ini.
Penting bagi kita untuk memeriksa motif pelaku. Jika pejabat diserang dalam kasus pak Wiranto, mudah kita bikin plot bahwa pelaku ini “simpatisan kaum radikal, dll). Tapi bagaimana dengan Syaikh Ali Jaber? Apakah motif pelaku? Bisakah kita mendengar wawancara terbuka?
Banyak ulama yang punya pengikut yang banyak. Termasuk Syaikh ali Jaber yang membina para hafiz qur’an dan pengajian di seluruh Indonesia. Serangan fisik kepada beliau adalah peritiwa yang rawan dengan reaksi balasan. Maka harus ada kejelasan dan penjelasan luas.
Kiranya kita perlu memohon kepada pihak keamanan secara keseluruhan agar momen ini terbuka lebar sebagai pelajaran. Semoga para ulama dan pembimbing ummat dan bangsa khususnya Syaikh Ali Jaber diberikan kesabaran dan ketabahan. Amin YRA. (Twitter Fahri Hamzah)