Nasional

“HARAPAN DAN NATALKU”. Oleh Adolfus D Susanto”

Spread the love

Lintasrakyat-ntb.com. Manggarai Barat ,- Teringat Pada Masa kecilku aku berada dipangkuan mereka (Ayah dan Bunda).
Dikala itu aku belum mengerti apa-apa
dan saat itu juga aku adalah raja dari keluarga kecilku, jika aku melakukan sesuatu yang salah, orang tua ku tidak mengizinkan aku tuk melakukannya, karena itu berbahaya bagi ku, karena mereka sangat mencintai aku sebagai putra pertama mereka yang dikarunia tuhan.
Hari berganti hari aku diajari oleh mereka untuk menyebut Pa-pa, Ma-ma hingga aku mampu menyebutkannya dengan sempurna dari sebutan Pa-pa, Ma-ma aku diajari banyak hal oleh ayah dan bundaku.
Waktu terus berjalan hingga tibalah 7 tahun dan masuk ke Sekolah Dasar(SD)
Walaupun banyak hal yang aku pelajari dari mereka saat itu, tapi aku masih dimanjakan oleh mereka, ketika malam tiba aku tak mau tidur tanpa dihibur oleh seorang ayah.
kebiasaan seorang ayah, dia bercerita dongeng sampai aku bisa tidur.
tahun berganti, tibalah aku menjelma dewasa kini.
Tuhan…
Jatuh air mataku mengingat perjuangan mereka hingga saat ini.
aku tidak tau kapan aku mengerti arti dari perjuangan mereka untukku.
Meningkatkan perjuangan mereka aku selalu merasa tiada berarti
Entah sebodoh apakah aku?
selalu bermimpi untuk berjuang menuju yang terbaik, tapi kebodohan selalu menyelimuti aku disiang maupun malam ku.
aku tidak tau bagaimana cara mengatasi kebodohan ku itu, sellau bermimpi dan ambisi tinggi sementara badanku masih tertidur nyenyak.
Wahai Desember..
Terimakasih kau telah menyadari aku akan perjuangan dari kedua orangtuaku.
Aku sadar aku tak mampu berbuat apa-apa hanya mampu menggores kata menulis warna dan berdoa kepada Tuhan agar Orang Tuaku selalu diberikan kesehatan.

Tuhan Dengarkan suara hati hamba mu ini..
Aku sadari..
Bayangan renta mengusik kejora jelas tergambar dalam kelopak mata mereka.
Bijak pandang menuliskan sejara akan semangat yang tak mengenal usia.
Mulai putih rambut mereka terwarnai perjalanan, keriput kulit mereka termakan jaman adalah bukti sebuah cerita akan besarnya cinta dan kasih sayang mereka untuk menghidupkan kami aku anak mereka.
Getir langkah mereka menarik rupiah yang seakan tidak bisa terisi di saku baju, celana
Hari ini didapat, sekejap itu akan menghilang.
Mandi keringat dibadan mereka hilang berganti, walaupun Rupiah tak pernah juga memuaskan dan hanya pelepas.
Jagalah mereka ya tuhan, jauhkan dari mereka segala sakit penyakit agar mereka tetap sehat sampai kau mengendaki apa yang aku impikan.

Wahai hari natal…
Akan aku tulis setitik harapan di hari kelahiran sang juru selamat dunia,
Kujadikan ia pucuk doa di ujung waktu
Semoga terbang ke samudera langit tinggi
Ku harap semoga ia kan menjadi ribuan pelangi indah setelah badai berlalu.
Semua doa dan harapan ku kuserahkan kepada tuhanku, sang juru selamat dunia.
Hanya itu doa dan harapanku di 25 Desember 2021.
“Orang Bangka Lewat.” ( LR Yulianus)