Polres Dompu – lintasrakyat-ntb.com ~ Menanggapi beredarnya berita di media online dan media sosial terkait aksi pemblokiran jalan di Desa Doropeti, Kecamatan Pekat, Kepolisian Resor (Polres) Dompu melalui bagian Hubungan Masyarakat (Humas) memberikan klarifikasi atas kesalahan dalam penyempurnaan kalimat yang menyebabkan kesalahpahaman di masyarakat.
Dalam pemberitaan sebelumnya, terdapat ketidaktepatan dalam penyusunan kalimat yang berujung pada pemahaman keliru mengenai hubungan antara korban, terduga pelaku, dan keluarga korban. Faktanya, bukan ayah kandung korban yang diduga melakukan tindak asusila, melainkan seorang pria lain yang Berinisial A S (21) diduga menghamili Sdri. Af (17).
Yang benar, dalam kasus ini ayah kandung korban meminta pertanggungjawaban kepada terduga pelaku agar menikahi putrinya. Namun, ketidaktepatan dalam perbaikan redaksi menyebabkan informasi tersebut seolah-olah menggambarkan hal yang berbeda dari kenyataan.
Aksi pemblokiran jalan oleh warga terjadi sebagai bentuk tuntutan atas keadilan bagi korban. Polsek Pekat, yang dipimpin IPTU Rahmadun Siswadi, S.H., segera turun ke lokasi untuk melakukan negosiasi dengan warga. Melalui pendekatan persuasif dan jaminan bahwa kasus ini akan ditangani sesuai prosedur hukum, warga akhirnya bersedia membuka blokade jalan setelah mendapatkan kepastian dari kepolisian.
“Kami ingin menegaskan bahwa kesalahan yang terjadi bukan pada informasi awal, melainkan pada penyempurnaan kalimat yang kurang tepat sehingga menimbulkan kesalahpahaman. Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mempercayakan penanganan kasus ini kepada pihak berwenang,” ujar perwakilan Humas Polres Dompu.
Dengan adanya klarifikasi ini, Polres Dompu berharap masyarakat tidak terprovokasi oleh kesalahan redaksional yang sempat beredar dan tetap mengedepankan fakta yang benar. Kepolisian menegaskan komitmennya dalam menegakkan hukum serta menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Dompu.( Om Jeks )
