DOMPU NTB Uncategorized

Diduga Dikerjakan Tidak Sesuai RAB, PT Indopental Bumi Permai Harus Bertanggu Jawab

Spread the love

  1. Dompu, lintasrakyat-ntb.com – Proyek irigasi yang dikerjakan oleh PT Indopental Bumi Permai dan PT. Duta Buana Jaya yang terletak diwilayah Desa Dorebara, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu, diduga dikerjakan asal-asalan.

Pasalnya, sebagian bahan material yang di dropping oleh kedua kontraktor selaku pihak pelaksana kerja atau pemenang tender (Kontraktor) proyek tersebut diduga tidak sesuai dalam RAB.

“Material yang digunakan diduga sebagiannya tidak sesuai dengan juknis da RAB yang ada,” Ungkap Syamsul (37), warga Desa Dorebara saat dikonfirmasi Awak Media Berita Tipikor, pada Jum’at (13/1/2023).

Lanjut Syamsul, hal tersebut terlihat adanya beberapa bahan material seperti jenis batu yang digunakan dalam pekerjaan itu mengandung unsur batu kapur yang keropos dan mudah hancur.

Hal ini yang mendasari masyarakat setempat meragukan kwualitas dari pekerjaan yang bersumber dari APBN tersebut.

“Secara pribadi, kami sangat menyayangkan kepada pihak pelaksana pekerjaan (Kontraktor) yang dinilai bekerja dengan cara asal-asalan tanpa melihat Juknis dan RAB yang ada,” Ujarnya.

Selain pekerjaan yang dinilai asal-asalan, pekerjaan ini juga hanya membuang-buang anggaran Negara saja.

Pada hal, kata Syamsul, dengan pagu anggaran senilai Rp.11.500.000.000. dari APBN tahun 2022/2023, seharusnya pihak pelaksana proyek menggunakan bahan material yang memenuhi standar yang baik.

“Saya sangat meragukan kualitas dari pekerjaan ini. Sebab, kalau dilihat dari segi Material yang di dropping oleh pihak Pelaksana itu sudah menunjukkan bahwa pekerjaan proyek tersebut dikhawatirkan tidak akan bertahan lama (cepat rusak) dan diduga kontraktor pelaksana mengabaikan RAB ” tuturnya.

Sementara itu, Pian selaku pelaksana pekerjaan (Kontraktor) mengakaui jika batu tersebut memang batu kapur dan bisa hancur bila terkena air.

Lanjut Pian, dan kalau memang batu ini tidak layak untuk dipasang dalam proyek irigasi ini, kami juga tidak bisa memaksanya. Dan kami akan menggantinya dengan batu yang lain.

“Memang benar ini batu kapur yang bisa hancur bila terkena air, jika tidak bisa digunakan dalam proyek irigasi ini, kami juga tidak bisa memaksanya,” Ujar Pian dengan singkat saat dikonfirmasi awak Media Berita Tipikor dilokasi Pekerjaan. [Tim LR]