Polsek Woja Redam Blokade Jalan di Madaprama, Dialog Jadi Jalan Tengah

Spread the love

Dompu, NTB-Lintasrakyat-ntb.com,- Pada Hari Selasa 16 September 2025 Sebuah ketegangan sosial mewarnai jalur utama lintas Sumbawa–Dompu pada Selasa malam. Jalan yang biasanya menjadi urat nadi transportasi, mendadak terputus oleh kayu dan batu. Blokade itu bukan semata penghalang fisik, melainkan juga simbol tuntutan keadilan dari keluarga korban pengeroyokan yang tengah berduka.

Sekitar pukul 20.30 Wita, Aden , kakak kandung korban bernama Mihamad Fadil Naksir , memimpin aksi protes dengan menutup akses jalan di depan Kantor Desa Madaprama, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu. Aksi spontan itu lahir dari desakan emosional keluarga agar pihak kepolisian segera mengamankan para terduga pelaku pengeroyokan.

Penutupan jalan sempat mengganggu arus kendaraan di jalur penghubung penting tersebut. Namun, aparat kepolisian bergerak cepat. Kapolsek Woja, IPTU M. Nor Kurniawan, SH, memerintahkan jajaran Intelkam dan Reskrim turun ke lokasi. Mereka melakukan pendekatan persuasif kepada Aden dan keluarga untuk meredakan situasi.

Sekitar pukul 21.00 Wita, Kapolsek Woja hadir langsung di lokasi. Ia berdialog dengan keluarga korban, menyampaikan imbauan agar akses jalan segera dibuka kembali. Polisi menegaskan komitmen untuk mengusut tuntas laporan pengeroyokan, sekaligus meminta warga memberikan kepercayaan penuh kepada proses hukum yang sedang berjalan.

Upaya itu membuahkan hasil. Pihak keluarga menerima penjelasan, lalu membuka blokade. Arus lalu lintas kembali normal, dan situasi yang sempat tegang dapat dikendalikan tanpa insiden lanjutan.

Melalui keterangan resmi, Kasi Humas Polres Dompu IPTU Nyoman Suardika menegaskan bahwa langkah kepolisian mengedepankan komunikasi.
“Kapolsek Woja IPTU M. Nor Kurniawan, SH bersama anggota telah melakukan negosiasi persuasif dan mengimbau warga untuk memberikan kepercayaan penuh kepada aparat dalam proses penyelidikan serta penyidikan. Situasi kini kondusif, jalan telah dibuka, dan arus lalu lintas kembali normal,” jelasnya.

Insiden di Madaprama mencerminkan dinamika hubungan masyarakat dengan aparat penegak hukum. Blokade jalan menjadi ekspresi kegelisahan warga yang menuntut keadilan segera ditegakkan. Namun, cara aparat memilih jalur dialog dan bukan konfrontasi fisik menunjukkan pentingnya pendekatan humanis dalam menjaga ketertiban.

Ke depan, kepolisian dituntut bergerak cepat menuntaskan penyelidikan kasus pengeroyokan ini, agar kepercayaan publik tidak luntur. Sebab, keadilan yang ditunda sering kali terasa sama pedihnya dengan ketidakadilan itu sendiri.( Red LR)

Next Post

Polres Dompu Gaungkan Perang Melawan Narkoba dari Desa Huu

Rab Sep 17 , 2025
Spread the love Dompu NTB–Lintasrakyat-ntb.com,-Upaya pencegahan narkoba tidak hanya berhenti di kota besar, tetapi juga menyentuh desa-desa. Polres Dompu melalui Satuan Reserse Narkoba melaksanakan Seminar Anti Narkoba di Aula Kantor Desa Huu, Kecamatan Huu, Kabupaten Dompu, Rabu (17/9/2025). Kegiatan dimulai pukul 09.00 Wita dengan menghadirkan Kanit 1 Satresnarkoba Polres Dompu, […]

You May Like