Dompu, NTB– lintasrakyat-ntb.com ~ Dua hari penuh ketegangan dan harapan menyelimuti keluarga Syamsudin Rahman (52), petani asal Dusun Pajo Permai, Desa Lepadi, Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu. Pria yang dikenal pekerja keras ini terseret derasnya arus sungai pada Senin (20/1/2025). Selasa pagi (21/1/2025), pencarian korban kembali dilanjutkan, dipimpin langsung oleh Kapolsek Pajo, IPDA Gunawan Husnijaya, SH.
Pagi itu, suasana di lokasi pencarian masih diliputi harapan meski rasa cemas tak terelakkan. Tim gabungan dari Polsek Pajo, Basarnas Pos Kabupaten Bima, Sat Samapta Polres Dompu, Brimob Yon C Kompi 2 Pelopor Dompu, dan Kodim 1614 Dompu berkumpul dengan tekad yang sama: menemukan Syamsudin, apa pun kondisinya.
Kapolsek Pajo memimpin langsung tim untuk menyisir aliran sungai. “Kami berkomitmen melakukan pencarian semaksimal mungkin. Setiap jengkal sungai kami periksa, terutama di lokasi-lokasi yang rawan menjadi perangkap aliran deras,” ujarnya.
Penemuan yang Menghentak Hati tersebut berlangsung Sekitar pukul 11.35 WITA, ketika tim menyusuri sungai di sekitar pacuan kuda, salah seorang anggota tim menyentuh sesuatu yang terasa seperti tubuh manusia. Detik itu, suasana berubah mencekam. Setelah diperiksa lebih lanjut, tubuh yang tersangkut di dasar sungai itu ternyata jasad Syamsudin.
“Ini momen yang sangat menguras emosi. Tubuh korban ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa, terperangkap di dasar sungai,” kata Kapolsek dengan nada sendu.
Jasad Syamsudin segera dievakuasi ke daratan dengan penuh kehati-hatian. Proses ini berlangsung dalam keheningan, hanya terdengar suara arus sungai yang seakan turut menjadi saksi tragedi ini.
Sekitar pukul 12.00 WITA, jasad Syamsudin tiba di rumah duka. Suasana duka yang menyelimuti keluarga pecah menjadi tangis histeris. Istri korban, Siti Suknah, yang sebelumnya sempat mengingatkan Syamsudin agar tidak mendekati sungai, jatuh pingsan begitu melihat jasad suaminya.
“Saya kehilangan sosok suami yang selalu peduli. Dia hanya ingin menyelamatkan kudanya, dan saya tidak bisa menghentikannya,” ujar Siti di sela tangisnya.
Kapolsek Pajo turut menyampaikan duka mendalam kepada keluarga korban. “Semoga keluarga diberikan kekuatan. Tragedi ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu waspada terhadap bahaya alam, terutama di musim hujan,” tutupnya.
Peristiwa ini meninggalkan pelajaran pahit bagi masyarakat Desa Lepadi. Sungai yang menjadi sumber kehidupan bisa berubah menjadi ancaman yang mematikan dalam sekejap. Syamsudin Rahman kini menjadi simbol pengorbanan seorang petani yang berani mempertaruhkan nyawa demi hewan yang ia pelihara dengan kasih.( Om Jeks )